Kibarkan Semangat Inovasi Ciptakan siswa Berprestasi,

Wednesday 20 February 2013

JENIS-JENIS ANAK INKLUSI


Tuhan mencipta manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Setiap anak memiliki potensi, mereka hanya perlu dibantu bagaimana mengoptimalkan potensinya.
Oleh karena itu sekolah perlu memberikan pendidikan inklusi pada setiap anak yang mempunyai kebutuhan khusus.
Jenis Anak Berkebutuhan Khusus :
  1. Tunanetra
  2. Tunarungu
  3. Tunagrahita : (a.l. Down Syndrome)
             - C    : Tunagrahita Ringan    (IQ = 50-70)
             - C1  : Tunagrahita Sedang   (IQ = 25-50)
             - C2  : Tunagrahita Berat       (IQ < 25 )
D. Tunadaksa :
            - D   : Tunadaksa Ringan
            - D1 : Tunadaksa Sedang
  1. Tunalaras (Dysruptive)
  2. Tunawicara
  3. Tunaganda
  4. HIV AIDS
  5. Gifted  : Potensi Kecerdasan Istimewa (IQ > 125 )
  6. Talented : Potensi Bakat Istimewa (Multiple Intelligences :  Language, Logico-mathematic, Visuo-spatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual)
  7. Kesulitan Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca, Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung,  Dysphasia/Bicara, Dyspraxia/ Motorik)
  8. Lambat Belajar ( IQ = 70 – 90 )
  9. Autis
  10. Korban Penyalahgunaan Narkoba
  11. Indigo

Tujuan Pendidikan Inklusi :
Memberi kesempatan kepada semua anak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai kebutuhannya-
-  Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar
-    Menekan angka drop out dan mengulang kelas- 
-   Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif, serta ramah terhadap pembelajaran
Prinsip :
Sekolah reguler dengan orientasi inklusif merupakan alat  paling efektif untuk memerangi sikap diskriminasi, menciptakan masyarakat yang ramah, membangun masyarakat yang inklusif dan mencapai pendidikan untuk semua (PUS)
Selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada diri mereka.  Sekolah inklusif harus mengenal dan merespon terhadap kebutuhan yang berbeda-beda dari para siswanya (Pasal 2 dan 7 Salamanca dan Kerangka Aksi, tahun 1994)
Mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial, emosi, linguistik, ataupun kondisi lainnya (Pasal 3 Salamanca dan Kerangka aksi Pendidikan Berkebutuhan Khusus)

Sunday 3 February 2013

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN RPP

 
1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi:
a. Satuan Pendidikan;
b. Kelas/Semester;
c. Mata Pelajaran/Tema Pelajaran;
d. Jumlah Pertemuan.

2. Menuliskan Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas
dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
Pada bagian ini dituliskan standar kompetensi mata pelajaran,
cukup dengan cara mengutip pada standar isi atau silabus
pembelajaran yang telah dibuat guru.

3. Menuliskan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi dalam suatu mata pelajaran.
Pada bagian ini dituliskan kompetensi dasar yang harus dimiliki
peserta didik setelah proses pembelajaran berakhir, cukup dengan
cara mengutip pada standar isi atau silabus pembelajaran yang
telah dibuat guru.

4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Contoh kata kerja operasional antara lain mengidentifikasi,
menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali,
mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.
Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan
memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta
didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua
atau lebih indikator pencapaian hasil belajar dan disesuaikan
dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut.
Indikator dikembangkan oleh guru sekolah sesuai dengan kondisi
daerah dan sekolah masing-masing. Dalam membuat indikator ini,
guru juga perlu melihat KD yang sama di kelas sebelum dan
sesudahnya agar lebih tepat dalam menentukan indikator sesuai
dengan kelas di mana KD tersebut diajarkan.

5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi
dasar.
Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang
telah ditentukan. Tujuan ini difokuskan tergantung pada indikator
yang dirumuskan dari SK dan KD pada Standar Isi mata pelajaran
matematika yang akan dipelajari siswa.

6. Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi.

7. Menuliskan Materi Prasyarat
Materi Prasyarat ini merupakan materi atau kompetensi yang harus
sudah dimiliki atau dikuasai siswa yang berkaitan dengan materi
atau kompetensi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran
matematika, materi prasyarat ini sangat perlu, karena dalam
pembelajaran matematika antara materi satu dengan yang lain
saling berkaitan satu sama lain. Pada proses pembelajaran,
kompetensi ini dapat diukur melalui kegiatan pendahuluan.

8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.

9. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah
ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan
situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata
pelajaran. Pada bagian ini dituliskan semua metode yang akan
digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.

10. Merumuskan kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi
dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran. Pada pendahuluan ini secara
garis besar dapat memuat hal-hal sebagai berikut.
1) Deskripsi singkat;
Deskripsi singkat adalah penjelasan singkat (secara global)
tentang isi pelajaran yang berhubungan dengan kompetensi
yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan agar pada permulaan
kegiatan belajarnya, siswa telah mendapat jawaban secara
global tentang isi pelajaran yang akan dipelajari.

2) Relevansi;
Relevansi adalah kaitan isi pelajaran yang sedang dipelajari
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa atau dengan
pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari. Dalam hal ini dapat
juga dengan mengingatkan kembali materi prasyarat
(apersepsi).

3) Tujuan/kompetensi;
Tujuan adalah kemampuan atau kompetensi yang akan dicapai
siswa pada akhir proses belajarnya.
4) Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.

b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Pada kegiatan inti ini siswa mendapat fasilitas atau bantuan
untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Pada kegiatan
inti secara garis besar berlangsung hal-hal berikut.

1) Memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah (soal)
yang nyata (riil) bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan
tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam
pelajaran secara bermakna;

2) Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran;
3) Siswa mengembangkan model-model simbolik secara informal
terhadap persoalan/masalah yang diajukan;
4) Pembelajaran berlangsung secara interaktif, dimana siswa
menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang
diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain),
menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya, dan mencari
alternatif yang lain.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut, yaitu seperti berikut.
1) Penarikan kesimpulan dari apa-apa yang telah dipelajari
dalam pembelajaran sesuai tujuan yang akan dicapai;

2) Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh
atau terhadap hasil pembelajaran;

3) Pemberian tugas atau latihan.

11. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada standar penilaian.

12. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi. Pada bagian ini dituliskan semua
media/alat/bahan/sumber belajar yang digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung.